Bolehkan Praktisi Membuka Mata Batin?

Sulthan Bangkalan: Assalamu’alaikum kyai, mau tanya bolehkah peruqyah membuka hijab batin untuk mengetahui adanya jin di tubuh orang atau pasien ?

Al-Katibiy : Wa’alaikum Salam..Begini, Habib Abdullah bin Alwi al Haddad shahibur Ratib pernah menyatakan :

وَمِن أَضَرِّ شَيءٍ عَلى المُريدِ طَلبُهُ لِلمُكاشَفاتِ وَاشتِياقُهُ إِلى الكَراماتِ وخَوارِقِ العَاداتِ، وَهِيَ لاَ تَظهَرُ لَهُ مَا دَامَ مُشتهياً لِظُهُورِها لأَنَّها لا تَظهَرُ إِلاَّ عَلى يَدِ مَن يَكرَهُها وَلا يُريدُها غَالباً.

وَقَد تَقَعُ لِطَوائِفَ مِنَ المَغرورينَ اِستِدراجاً لَهُم وَاِبتِلاءً لِضَعَفةِ المُؤمنينَ مِنهُم، وَهِيَ في حَقِّهم إِهاناتٌ وَليست كرَاماتٍ، إِنَّما تَكونُ كرَاماتٍ إِذا ظَهرَت عَلى أَهلِ الاِستِقامَةِ، فإِن أَكرَمَك الله-أَيُّها المُريدُ- بِشيءٍ مِنها فَاحمُدهُ سُبحانَه علَيه.

وَلا تَقِف مَعَ مَا ظَهرَ لَكَ وَلا تَسكُن إِليهِ، وَاكتُمهُ وَلاَ تُحَدِّث بِهِ النَّاسَ، وَإِن لَم يَظهَر لَكَ مِنها شَيءٌ فَلا تَتَمَنَّاهُ وَلا تَأسَف عَلى فَقدِهِ.

” Di antara sesuatu yang tidak baik (berbahaya) buat seorang murid, adalah mencari mukasyafah, merindukan karomah dan kesaktian.

Mukasyafah, karomah dan kesaktian tidak akan muncul selagi ia menginginkan kemunculannya. Karena pada umumnya yang demikian itu tidak akan muncul kecuali bagi orang yang tidak menyukainya dan menginginkannya.

Terkadang kesaktian dan hal di luar kebiasaan itu terjadi bagi sekelompok orang yang tertipu sebagai istidraj dan ujian untuk orang mukmin yang lemah dan itu sebenarnya ihaanat (suatu hal yang hina) bukan karomah.

Karomah datang hanya kepada orang yang ahli istiqamah. Jika kamu dianugerahkan sedikit karomah oleh Allah wahai murid, maka bersyukurlah kepada Allah namun janganlah merasa tenang dan nyaman dengan karomah yang nampak itu. Rahasiakan dan jangan diceritaka kepada orang lain.

Apabila karomah itu tidak muncul padamu, maka janganlah berangan-angan untuk mendapatkannya dan jangan pula menyesal atas ketiadaannya ”
(Adaab Suluk al Murid : 46-47)

Apabila hal yang terhormat saja (mukasyafah dan karomah) itu dianggap hal yang berbahaya dan tidak etis bagi seorang murid (orang yang fokus mengharap ridha Allah), maka bagaimana dengan hal-hal remeh dan hina seperti dapat melihat jin dan lain sebagainya, maka sudah pasti lebih tidak etis lagi dan lebih hina, lebih berbahaya lagi.

Terlebih lagi bagi mereka yang membuka paksa portal gaib hanya karena ingin dapat melihat jin atau mendeteksi ada tidaknya jin, ini lebih dan lebih terhina lagi dan lebih berbahaya lagi. Kenapa demikian?

Begini saudaraku tercinta, Allah telah menganugerahkan dia tidak mampu melihat jin dan itu adalah justru bentuk salah satu rahmat Allah, lalu kamu memaksakan diri membuka mata batin untuk melihat jin, dan tidak ada cara lain sudah pasti dengan membuka portal gaib yang ada dalam tubuh kamu.

Dan ketahuilah wahai saudaraku, orang yang sudah kebuka portal gaib dalam tubuhnya, maka akan sulit menutupnya kembali kecuali membutuhkan usaha yang keras itupun membutuhkan waktu yang sangat panjang dan lama.

Bagaimana bisa dikatakan berbahaya? Iya, sebab orang yang sudah kebuka portal gaib atau lubang negatif dalam tubuhnya, sudah pasti lebih mudah dimasukin jin dalam tubuhnya atau energi negatif akan mudah masuk baginya.

Sehingga tidak jarang dia sendawa bahkan muntah ketika mendeteksi adanya jin atau berdekatan dengan orang yang ada energi negatifnya. Dan sudah pasti akan merasakan sakit, pegel, linu, pusing, migrain bagi tubuhnya dan tentunya pengaruh jin dalam tubuhhya kelak.

Sebab itu saya pribadi tidak pernah membuka mata batin seseorang secara paksa dan saya sangat tidak menyukai hal itu. Lalu bagaimana dengan tekhnik membuka mata batin pasien dalam buku panduan ?

Makanya ikuti pelatihan supaya paham. Selalu saya jelaskan tekhnik ini, bahwa ini bukan membuka mata batin, dan ini hanya istilah saja. Karena hanya pasien-pasien yang memiliki karakter tertentu yang kami gunakan tekhnik ini. Dan inipun bukan membuka mata batin karena pasien sebenarnya sudah terbuka mata batinnya, dan kita tinggal mengarahkannya saja dengan tekhnik itu. Ingat, pasien bukan peruqyah. Dan hal ini adalah ilmiyyah dan bukan pemaksaan. Justru ini anugerah dari Allah yang diberikan kepada kita sebgai bagian daripada solusi. Karena ibaratnya Allah berikan langsung tanpa kita membuka paksa pasien apalagi yang bukan pasien.

Untuk keterangan lebih mendetail, argumentatif dan logika, maka ikutilah pelatihan ruqyah Aswaja kami

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*