HUBUNGAN RUQYAH DAN TASAWWUF

By : Ibnu Abdillah Al-Katibiy

Slogan KBRA.

Slogan yayasan KBRA “ Therapy Jasmani dan Olah Hati“. Dua hal penting dalam agama dan hidup ini. Selain memperhatikan kesehatan jasmani namun hal yang lebih utama dan penting adalah kesehatan hati sebagaimana Syari’at memandang hati sebagai poros dari kesehatan anggota tubuh lainnya dan penentu keselamatan di Akhirat kelak.

Terealisasikan dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

إذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“ Jika baik maka baiklah seluruhnya, jika jelek maka jeleklah seluruh tubuhnya, ingatlah itu adalah hati (HR. Muttafaqun Alaih).

Dalam setiap pelatihan, tercantum besar di banner-banner dan flayer tulisan “ Pelatihan Ruqyah Aswaja; Terapi Jasmani dan Olah Hati “ dengan metode Al-Quran dan Doa. Karena tidak sedikit mereka (khususnya kaum minhum) yang menerapi seolah pembacaan al-Quran segala-galanya dengan ada maksud dan tujuan tertentu untuk mengajak umat kembali kepada al-Quran versi mereka , namun melupakan olah hatinya. Sangat tidak terlihat lingkup ihsan dan tasawwufnya yang juga isi kandungan Al-Quran.

Terlebih mereka yang terlalu takalluf (memaksa) dalam pembacaan sifat-sifat ada-nya (pelaksanaannya) di mana sebagian ulama menghukuminya mustahab (anjuran)  dan sebagian ulama lainnya menghukumi wajib, dan ini perbedaan dua kubu ulama dalam lingkup Ahlus sunnah wal Jama’ah (akan saya bahas pada pembahasan tersendiri secara detail dan ilmiyyahnya) dan yang terpenting pada tajwid adalah menempatkan huruf-hurunya pada tempatnya dengan sekiranya tidak merubah makna. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ . قَالَهَا ثَلَاثًا

“ Celakah orang yang berlebihan. Nabi mngucapkannya tiga kali “. (HR. Muslim). Dan Allah ta’ala sendiri telah berfirman :

وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ

“ Dan Aku bukanlah orang yang memaksa-maksakan”. (QS. Shad : 86)

Berlebihan dalam hal yang tidak pada tempatnya. Termasuk dalam urusan pembacaan al-Quran dengan melupakan tadabbur makna-maknanya. Bahkan imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddinnya juz 3 pada bab orang-orang yang tertipu, beliau mengatakan :

فإنه لم يكلف الخلق في تلاوة القرآن من تحقيق مخارج الحروف إلا بما جرت به عادتهم في الكلام

“ Karena sesungguhnya manusia tidak dituntut (dipaksa) untuk membaca al-Quran dengan mentahqiq makharijul hurufnya, kecuali dengan kebiasaan ucapan mereka yang berlaku (di daerahnya masing-masing) “.

Sebab itulah banyak kalangan salafi – wahabi yang membully bacaan habib Umar bin Hafidz dan para habaib lainnya ketika membaca al-Quran secara jahr terutama ketika mengimami sholat berjama’ah karena bacaan beliau dianggapnya tidak dengan tajwid. Bahkan tidak sedikit, mereka yang menyalahkan kebiasaan para habaib yang membaca huruf qaff secara qaff yabisah atau qaff masyquqah. Mereka mengatakan qaff seperti ini tidak boleh dan tidak sah ketika membaca surat al-Fatihah di ayat Ihdinas shiratal mustaqiim. Padahal ‘adat atau tradisi ucapan qaf yabisah atau masyquqah ini tradisi adat Mudhariyyah dan para ulama fuqaha khususnya kalangan habaib mengatakan sah. Mungkin mereka perlu membaca kitab-kitab yang membahas bab ini di antaranya kitab Al-Qaul Al-Wafi fi Ma’rifati Syaqq Al-Qaff karya Habib Alwi bin Ahmad Al-Haddad (cucu shahibur ratib haddad) atau kitab Al-Masyrab Al-‘Idzab fi shihhati an-Nuthqi biqaf al-‘Arab dan kitab-kitab lainnya.  

Hubungan Ruqyah Aswaja dengan Tasawwuf.

Dalam setiap pelatihan Ruqyah KBRA, isi materinya 90 % adalah tasawwuf 10 % nya pembahasan ruqyah secara istilah dan metode-metodenya. Kenapa ? karena ilmu ruqyah adalah bagian daripada ilmu Al-Quran yang lebih banyak focus pada penerapan dan pengamalannya di lapangan.

Allah Ta’ala berfirman :


وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

“ Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al-Isra’:82)

Kata SYIFA dalam ayat tersebut berkaitan dengan penyembuhan dari penyakit ruhani dan jasmani. Penyakit ruhani ada dua yaitu akidah yang batil dan akhlak yang tercela, maka syifa dengan al-Qurannya adalah memahami makna-makna dalam al-Quran yang berkaitan dengan akidah dan akhlak, tentunya melalui para ulamanya. Penyakit jasmani yakni dengan nat tabarruk membaca al-Quran untuk kesembuhan penyakit fisik dan non fisik. Maka kalimat Syifa pada ayat ini bagi saya adalah mengisyaratkan pada prinsip TAKHALLI. Kata Rahmat dalam ayat di atas adalah rahmat, petunjuk dan ampunan yang Allah curahkan ke hati seorang yang mukmin yang meyakini al-Quran sebagai wasilah kesembuhan.

Setelah kita membersihkan akidah yang sesat dan akhlak yang tercela, maka kita isi dengan akhlak yang terpuji. Ketika kita membersihkan jasad dari penyakit fisik dan non fisik, maka kita isi dengan ‘afiat dan kesehatan. Inilah prinsip TAHALLI. Maka Syifa dan Rahmat adalah prinsip Takhalli dan Tahalli bagi kami. Ketika keduanhya diterapkan, maka Allah akan anugerahkan TAJALLI yaitu madad dan anugerah-anugerah indah dari Allah Ta’ala. Dan inilah prinsip tasawwuf.

Hampir di setiap pelatihan, saya menyingung soal perbedaan setan dan jin yang sangat terkait dengan khawatir sittah (enam lintasan dalam hati), bisa dilihat dalam streaming-streaming pelatihan yang terlah berlalu di akun FB saya. Dan sering sekali saya utarakan bahwa ada mahkluk dalam tubuh kita yang tidak bisa kita keluarkan dengan ruqyah tapi hanya bisa dikeluarkan dengan ilmu dan mujahadah yaitu setan, nafsu dan kebodohan.

Kasyf Ilahi atau kasyf Syaithoni ?

Sekitar beberapa minggu yang lalu (awal Maret 2019), saya diundang panitia yang juga merupakan tokoh Agama untuk mengadakan pelatihan di salah satu Kabupaten di Palembang. Kami pun terbang dari Surabaya menuju Palembang terlebih dahulu, lalu berangkat ke lokasi pelatihan bersama-sama team KBRA Palembang. Perjalanan yang luar biasa seru, sebab jalanannya tanah becek dan super licin akibat hujan beberapa hari sebelumnya. Bahkan mobil kami sempat terjebak pohon besar. Alhamdulillah kami pun akhirnya sampai di lokasi dan sudah ditunggu tuan rumah dan beberapa panitia yang juga pernah mengikuti pelatihan ruqyah Aswaja lainnya.

Malam harinya kami diajak makan malam sekaligus ngobrol panjang lebar terkait roundown pelatihan dan juga pembahasan tawassuf oleh mereka yang juga orang-orang thariqah, saya pun berusaha mendengarkan dengan seksama dan berharap mendapatkan ilmu dari mereka. Salah satu dari mereka, menunjukkan ke saya buku tulisannya tentang dzikir hati, dan tercantum nama dirinya sebagai penulis itu sendiri di awal fatihah tawassulnya di lanjut para masyaikh thariqahnya.

Ketika saya hendak pamit istirahat karena sangat lelah sekali, tiba-tiba salah satu dari mereka yaitu yang menulis buku dzikir hati tersebut bertanya :

“ Sebentar gus, saya mau bertanya…saya ini kalau ada orang mau meninggal kok saya bisa tahu ya…kadang orang itu mau meninggal 3 hari atau 7 hari saya bisa melihatnya dan itu benar terjadi…itu apa ya menurut jenengan ?

Pertanyaan itu sebenarnya sudah ditanyakan sore sebelumnya. Namun saya hanya menjawab wa Allahu A’alam…namun beliau menanyakan kembali di saat banyak orang dari para tokoh yang merupakan panitia semuanya. Lalu ada para team KBRA Palembang yang hadir mendengarkan saat itu. Sehingga buruk sangka saya menangkap ada maksud lain di hatinya bertanya seperti itu. Spontan saya menjawab sambil menunjuknya…

“ Bukan dari salah satu enam lintasan di hati sampean yang memberitahukan tapi justru dari belakang sampean itulah yang memberitahukannya…dia jin turunan kakekmu…”. Jari telunjuk saya sambil menunjukkan daerah pinggang sebelah kanannya…tiba-tiba kyai itu berkata…:

“ Kok panas ya gus pinggang saya…”. Lalu orang itu terdiam malu dengan wajah memerah…dan tidak lama ia  keluar rumah dan muntah-muntah. Lalu saya pamit masuk kamar untuk istirahat. Saya yakin jin dalam tubuhnya itu pasti marah dan dendam…

Besok paginya, acara pelatihan di mulai, namun orang itu yang tadi malam muntah-muntah dan reaksi panas di punggungnya tidak mau masuk ke ruangan pelatihan sama sekali. Sampai-sampai team KBRA Palembang menyuruhnya berkali-bali tapi tetap ia tidak mau masuk, namun sering ke kamar mandi untuk muntah.

Malam setelah pelatihan, salah satu sahabat orang itu menarik paksa orang itu tadi untuk menghadap saya, dengan niat untuk meruqyah orang tsb. Tapi saya tidak meruqyahnya hanya menyentuh bagian pinggang sebelah kananya, spontan orang itu muntah-muntah dan langsung kesurupan dengan teriakan yang keras dan penuh amarah. Saya pun bertanyam “ dari mana kamu, kiriman kah ?” jin itu menjawab dengan kasar, “ Jangan ikut campur…aku dari kakeknya…aku menjaga dia…”.

Besok paginya, diadakan ruqyah masal. Dalam ceramah itu saya ceramah tidak seperti biasanya, menyinggung banyak masyarakat di situ dan juga para tokoh agama di situ yg ikut hadir. Termasuk kyai semalam yang reaksi… di antara isi singgungan ceramah saya, Terapi Jasmani dan Olah Hati..ini motto kami, jangan cuma semangat menerapi jasad kita yang sakit, tapi terkadang hati kita dilupakan padahal sakitnya akut. Karena sakit jasad akan selesai ketika kita wafat namun jika hati kita yang sakit, maka terus akan dibawa sampai mati dan terus sampai di alam kubur dan lanjut di akherat..”

Jangan berambisi ingin memimpin umat, ingin membersihkan umat dari jin dan setan, namun ternyata dalam tubuh kita masih ada jin apalagi setan dalam tubuh kita…semoga Allah meberikah hidayah kepada saya dan semuanya…Aamiin.

4 Comments

  1. Saya kepingin sekali ikut pelatihan KBRA
    Karna saya juga demikian, bisa nebak dan terkadang orang terkena musibah kalau saya di buat jengkel.mohon pencerahan nya Kiyai.! Terimaa kasih

  2. السلام عليكم kiyai,
    maaf saya mau bertanya,bagai mana cara mengetahui kalo orang itu ada jin nya/kena santet?
    apakah dalam pelatihan ada metode nya?

  3. Assalamualaikum kiyai,
    Ini hampir sama seperti saya, hanya saja sy sperti mendengar bisikan atau seolah ada yg memberi tahu padahal tidak ada siapa2 di sekitar yg sedang bicara..ketika melihat seseorang yg akan meninggal beberapa hari sebelumnya.

    Ruqiyah sudah dlakukan dan malah sy terkadang bisa menerawang..

    Tapi di sisi lain sy sering kesakitan sperti ada saja yang mengikuti maupun yg ingin masuk.

    Saya ingin sehat kiyai, saya ingin normal, ada apa dg saya, mohon bantuannya bagaimana caranya agar bisa d bebaskan dari smua ini..dan kalau bisa, izinkan saya bisa belajar bersama KBRA..jazakallah

  4. Assalamu’alaikum…ustadz….saya dari medan….saya ikut pelatihan online…kapan ya ustadz diadakan lg pelatihan onlinenya…syukron katsiron ya ustadz.

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*