Silatnas 3 KBRA dan cipratan barokah tongkat Syaikhona Khalil Al-Bangkalani

Dengan pertolongan Allah Ta’ala dan barokah para guru, acara Silaturahmi Nasional ketiga Yayasan Keluarga Besar Ruqyah Aswaja yang diselenggarakan hari Sabtu tanggal 29 Februari 2020 berjalan lancar, suskes dan penuh hikmah yang insya Allah menjadi sejarah sacral yang tak terlupakan. Bagaimana tidak, ada momen dan kejadian unik dalam proses persiapan terselenggaranya acara besar ini. Di antaranya, dalam pencarian tempat. Terjadi empat kali perubahan titik lokasi, yang awalnya akan ditempatkan di Pendopo Bupati Bangkalan, yang kedua di Griya kantor Gubernur Surabaya, lalu diarahkan pindah ke Islamic Center Surabaya, dan pada akhirnya ditetapkan di gedung Rato Ebuh Bangkalan. Kami mengambil hikmah di sini, bahwa terwujudnya power besar dalam Ahlus sunnah wal Jama’ah yang tidak terlepas dari peran strategis adalah di tanah Bangkalan. Seorang kyai kharismatik, sang wali mulia yaitu Syaikhul karim, al Imam Khalil bin Abdul Lathif al Bangkalani. Di mana beliau yang mendapatkan jawaban isyarat dari Allah atas terwujudnya jam’iyyah besar NU. Beliau mensetujui gagasan untuk mendirikan NU dengan memberikan tongkat kepada Mbah Hasyim Asy’ari melalui kyai As’ad Syamsul Arifin. Penyampaian tongkat tersebut disertai seeprangkat ayat al-Quran surat Thoha ayat 17 – 23 yang menceritakan Mukjizat Nabi Musa ‘alaihis salam sebagai berikut :

  وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَى (١٧) قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى (١٨) قَالَ أَلْقِهَا يَا مُوسَى (١٩) فَأَلْقَاهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَى (٢٠) قَالَ خُذْهَا وَلا تَخَفْ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الأولَى (٢١) وَاضْمُمْ يَدَكَ إِلَى جَنَاحِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاءَ مِنْ غَيْرِ سُوءٍ آيَةً أُخْرَى (٢٢) لِنُرِيَكَ مِنْ وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَى (١٧) قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى (١٨) قَالَ أَلْقِهَا يَا مُوسَى (١٩) فَأَلْقَاهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَى (٢٠) قَالَ خُذْهَا وَلا تَخَفْ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الأولَى (٢١) وَاضْمُمْ يَدَكَ إِلَى جَنَاحِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاءَ مِنْ غَيْرِ سُوءٍ آيَةً أُخْرَى (٢٢) لِنُرِيَكَ مِنْ آيَاتِنَا الْكُبْرَى 

“Apakah itu yang di tangan kananmu wahai Musa? “Ini adalah tongkatk, aku bertelekan kepadanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya”. Allah berfirman: “Lemparkanlah ia, hai Musa! Lalu dilemparkanyalah tongkat itu, tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Allah berfirman: “Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengemabalikan pada keadaan semula. Dan Kepitlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia akan keluar menjadi putih cemerlang tanpa cacat – sebagai mukjizat yang lain (pula) – untuk kami perlihatkan kepadamu sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar.”

Dalam sambutannya, kyai Achamd Imron menyinggung soal hikmah acara silatnas ini diadakan di Bangkalan dengan menyitir sejarah tongkat syaikhona Khalil ini. Bahwa tongkat merupakan symbol sandaran dalam berjalan, dalam tujuan. Dan tongkat dalam ayat tersebut menjadi sebuah wasilah kekuatan yang memusnahkan musuh-musuh dan juga memiliki banyak manfaat lainnya. Inilah yang dimaksudkan kyai Khalil untuk NU sebagai isyarat kesepakatan terbentuknya organisasi NU. Ketika beliau menjadikan tongkat sebagai makna prinsip-prinsip sacral berorganisasi. Maka hikmah dilaksanakannya silaturahmi nasional 3 KBRA di Bangkalan, menjadi isyarat bahwa untuk mengingatkan kita memegang erat prinsip tongkat nabi Musa ini. Ambil prinsip ini dan jangan takut, jangan khawatir, ini dawuh beliau kepada para praktisi yang hadir hampir 1000 praktisi di gedung Rato Ebuh itu. Beliau juga menjelaskan isyarat kedua berupa tasbih dan dzikir Ya Jabbar ya Qahhar dari syaikhona Khalil. Bahwa sebagai da’i dan semua pengemban mulia umat, jangan lupa untuk senantiasa berdzikir kepada Allah. Mensucikan diri secara lahir dan batin dengan terapy jasmani dan olah hati. Dan yang menjadi hikmah luar biasa juga, adalah bahwa semua fasilitas kegiatan silatnas ini, di gedung itu semua digratiskan oleh Bupati dan ketua PCNU Bangkalan Kyai Makki Nassir. Dari ruang silatnasnya, konsumsinya 1000 lebih, bahkan fasilitas penginapan semua digratiskan tanpa kami panitia mengeluarkan sepeserpun untuk itu semua. Semoga kita semua mendapatkan cipratan barokah wasilah syaikh Khalil al-Bangkalani dan dari semua para wali yang tersambung dengan para guru-guru kita yang shalih. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin..

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*