Tipu Daya Setan Dalam Beberapa Kasus persuwukan

Setiap orang yang berbuat kebaikan, sudah pasti akan selalu ada para pembenci dan pendengkinya dengan berbagai macam tuduhan; dibilang ingin cari perhatian orang lah, pengen dihormati lah, pengen dimuliakan lah, cari masa lah dan semisalnya. Maka setan akan menjadikan hal ini peluang untuk semakin memperburuk dan memperkeruh suasana.  Beberapa contohnya berikut ini :

Kasus pertama : Ketika seorang pendengki mengalami kesulitan hidup, missal sawahnya rusak, panen banyak kerugian, santri-santrinya banyak yang keluar, maka ia akan mencoba datang ke seorang yang dianggapnya kyai yang punya ilmu mata batin. Ketika ia menanyakan perihal beberapa kesulitan hidupnya itu dan bahkan menceritakan bahwa ia punya musuh di kampungnya atau pesaing yang menurutnya mampu berbuat secara gaib, lalu kyai itu mencoba melakukan sesuatu yang menurutnya penerawangan. Dan hasilnya kyai itu mengatakan bahwa yang menyebabkan kesulitan-kesulitan hidup adalah pesaingnya itu, yang menyebabkan ia susah adalah orang yang dia dengkikan itu. Kyai itu mengatakan bahwa si pesaing itu mengirim jin-jin ke pondoknya, sehingga santri-santri banyak melihat penampakan dan akhirnya santri-santri banyak yang keluar. Dia juga mengatakan pesaing itu yang mengirim sihir agar sawahnya rusak. Padahal kyai ini hanya menebak-nebak saja. Dan yang dianggapnya pesaing itu adalah justru yang kesehariannya banyak membantu orang-orang dari sihir atau santet yang dikirim dari para dukun bahkan pesaing itu justru sehari-sehari mengadakan seminar dan perlatihan bagaimana cara menetralisir sihir-sihir, bagaimana cara membentengi dari kejahatan para dukun, dan selalu menashati agar menjauhi ilmu sihir, ilmu hitam dan menjauhi para dukun sihir.

Para tetangga yang menyaksikan perbuatan orang ini, dan bahkan mendengar sendiri pengakuan dan tuduhan mereka ini, kadang menginfokan kepada si pesaing ini. Namun pesaing hanya tersenyum dan seolah tak acuh atas itu semua. Pernah juga seorang jama’ahnya kepergok sedang menaruh telor-telor di sisi-sisi rumah si pesaing ini. Setelah dilihat ternyata benar, ditemukan tiga telur yang sepertinya untuk media sihir. Mereka melakuan itu, mungkin baginya satu balasan dari mereka.

Seharusnya mereka berpikir, kenapa mereka hidup susah, kenapa para santrinya habis, kenapa hidup para pendukungnya semakin sulit hingga sampai menjual tanah, jual sapi, jual segala macam yang mereka punya namun hidup mereka semakin parah. Dan ada satu kejadian yang luar biasa dan ajaib, ketika si pesaing ini membuat acara maulid akbar, dan membuat doorprize dengan 200 hadiah lebih dan hadiah utamanya kulkas, magicom, kompor dan kipas angin, subhanallah rata-rata yang mendapatkan hadiahnya adalah para pendukung si pesaing ini, dan subhanallahnya lagi justru yang mendapatkan hadiah utamanya yaitu kulkas adalah seorang yang dengan tulus membantu masak-masak di dapurnya si pesaing ini. Namun lagi-lagi para pendengki ini mengatakan bahwa itu semua sudah direkayasa. Padahal yang menulis angka undiannya sampai 1000 itu beberapa orang dari panitia karangtaruna dan disaksikan banyak orang juga disaksikan si pesaing dan istrinya. Ketika mengocok undian pun dilakukan di hadapan para jama’ah bahkan yang mengambil undian bukan hanya si pesaing itu saja tapi juga banyak dari para tamu undangan.

Kasus Kedua : seorang pasien datang ke rumah, dan berkonsultasi tentang penyakitnya yang sudah 5 tahun tidak sembuh-sembuh. Ia mengalami sakit vertigo, pinggang yang selalu encok, kedua telapak kakinya yang selalu berasa kebas dan pundaknya yang berat dan sakit saat menjelang maghrib.  Ketika saya ruqyah, wanita ini muntah-muntah sampai keluar darah dan kesurupan. Suaminya yang memeganginya pun sedikit panic sepertinya sudah biasa melihat istrinya kesurupan. Ternyata benar, setelah sadar dan jin-jin dalam tubuhnya berhasil saya muslimkan, saya bertanya kepada suaminya, memang benar istrinya sering kali kesurupan. Mereka bercerita bahwa sudah pergi kemana-mana yang dianggapnya orang pintar untuk sakit yang dialaminya itu. Ke dokter manapun sudah dia datangi namun hasilnya tidak ada perubahan yang baik bahkan semakin parah. Tiba-tiba wanita ini menangis. Kenapa menangis ? saya bertanya padanya.  Ia bercerita, “ kami banya berbuat dosa pak kyai..” suaminya pun akhirnya menyambung ceritanya yang intinya begini; mereka pernah dating ke seorang kyai di satu kampong yang berbeda. Kyai ini memang lulusan di salah satu pesantren di Jawa Timur selama 7 tahun lamanya. Mereka mendatangi kyai ini untuk masalah sakitnya tersebut. Kyai ini mengatakan sesuai dari hasil penerawangannya, bahwa yang melakukannya adalah tetangganya sendiri yang menurutnya iri dengan kehidupan suami istri ini. Dan mereka berdua ini juga mencurigai tetangganya tersebut karena seringnya memberikan makanan. Maka suami istri ini meminta kepada kyai itu agar sihir atau santet yang dikirim kepada wanita itu dikembalikan kepada tetangganya itu yang ia tuduh sebagai pelakunya.

Kyai ini pun menyanggupi karena suami istri itu mau bayar berapapun agar mengembalikan sihir yang ada pada tubuh si wanta itu kepada tetangganya yang dituduh sebagai pelakunya dan bahkan meminta kyai agar melumpuhkan pelakunya tersebut. selang beberapa bulan, tetangganya yang dituduhnya itu jatuh sakit. Sempat mereka berdua melihat tetangganya ini mengundang peruqyah dating ke rumahnya. Dan wanita ini pun bertanya-tanya kepada family tetangganya tentang penyakitnya. Familinya bercerita, ketika ditangani pak ustadz ruqyah, si tetangganya ini muntah-muntah parah. Pak ustadz bilang tetangganya ini kena kiriman sihir yang parah. Sempat membaik beberapa bulan tapi setelah itu tetangganya sakit lagi hingga lumpuh dan perutnya membesar dan akhirnya meninggal dunia. Yang membuat mereka sedih, saat kematiannya, tetangganya ini sempat menngucapkan kalimat syahadat. Dan semua orang menilainya adalah orang baik, orang shalih, bahkan beberapa tetangganya bercerita sering dikasih makanan. Rajin sholat di mushollah bahkan selesai sholat ia mengajari anak-anak mengaji. Mendengar cerita kebaikan-kebaikannya ini, wanita ini dan suaminya sangat menyesal. Dan sadar bahwa selama ini, makanan yang sering diberikan oleh tetangganya yang wafat itu adalah usaha sedekah yang senantiasa ia lakukan. Tetangganya itu adalah orang baik dan orang shalih. Semua orang menyaksikannya begitu. Salah satu putrinya sedang mondok di salah satu pondok tahfidz Quran, usianya 17 tahun dan telah hafal 25 juz.

Ada banyak pelajaran dan hikmah dalam dua kasus ini :

1. Sudah sejak dahulu orang alim yang shalih sering kali dituduh sebagai dukun. Hal ini pernah juga terjadi pada nabi Sulaiman yang dituduhnya sebagai pelaku sihir dan mengajarkan ilmu sihir atas karunia yang telah Allah anugerahkan kepadanya. Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ

 “ Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia…” (QS.Al-Baqarah : 102)

2. Sabar dalam jalan dakwah. Yang memusuhi dakwah seseorang sering kali bermula dari orang-orang terdekatnya, bisa keluarganya, tetangganya dan kerabatnya. Demikian yang dialami Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tetap focus dan bersabar dalam berdakwah di bidang ini karena ujian pasti bertahap.

3.  Ketika jin sudah masuk ke dalam tubuh manusia, lalu ia berdialog, maka ucapannya tidak boleh dibenarkan. Karena kefasikannya telah nyata dengan memasuki tubuh manusia yang kesurupan itu. Sedang setan dan jin kelompok yang sering berbohong dan berdusta. Meski terkadang berkata jujur, sebagaimana kisah riwayat Abu Hurairah Ra yang kurmanya di gudang dicuri oleh setan lalu dberitahu tentang keutamaan ayat kursi kepada beliau. Dan harus ada kemampuan untuk bisa membedakan apakah jin benar atau tidak, apakah jin sedang berbohong atau tidak. Inipun kadang cukup sulit untuk memiliki kemampuan ini. Dalam SOP penanganan KBRA, praktisi tidak boleh membenarkan pengakuan jin terhadap pelaku sihirnya. Karena meskipun jinnya jujur atau jinnya muslim dan jujur, tetap praktisi tidak boleh membenarkan, karena bisa menyangkut pasal pencemaran nama baik yang berakibat tindak pidana. Hal ini telah diajarkan oleh nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika diberitahu bahwa Nabi sakitnya karena disihir oleh Labid al-A’sham al Yahudi yang suka berjama’ah sholat di belakang Nabi, maka sahabat yang mengambil bukhul di sumur Dzrawan meminta idzin untuk membunuh Labid, tapi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam malah menjawab, “ Adapun aku, yang penting telah Allah sembuhkan, sesungguhnya aku tidak mau bikin gaduh dan ribut di antara orang-orang “. Inilah yang menjadi prinsip pokok dalam KBRA.

4. Terkadang seorang santri yang telah keluar dari pesantren, lalu menjadi seorang panutan di masyarakat, ia akan menyimpang jauh dari manhaj para gurunya yang shalih di pesantren, jika tidak lagi mengindahkan prinsip dan manhaj guru-gurunya dan ambisi harta dan duniawi. Seperti dalam kasus nyata di atas. Ia menyangka pelaku sihirnya tetangganya si pasien itu yang ternyata orang baik dan shalih. Bisa saja ia membuka salah satu kitab mujarrab di dalam melumpuhkan orang dzhalim. Lalu ia melakukan ritual suwuknya. Dan orang shalih yang dianggapnya pelaku sihir benar-benar lumpuh bahkan sampai meninggal dunia, kyai itu menganggap suwuknya mujarrab. Padahal ini semua peran setan dan jin dalam efek yang muncul dari suwuknya tersebut. Dengan demikian kyai itu telah menjadi dukun sihir sadar ataupun tidak sadar. Naudzu billahi min dzaalik. Kejadian semisal ini lebih dari lima kali saya jumpai yang akan sangat panjang sekali jika diceritakan di sini.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*