MENJAWAB OCEHAN SAMPAH PERDANA AHMAD LAKONI (PART 1)

Oleh : Ibnu Abdillah Al Katiby (Pembina KBRA)

Kemaren dan hari ini saya membaca artikel sahabat dan murid saya gus Abdul Ghaffar Chodri yang membantah ocehan atau kicauan sang founder QHI Perdana Ahmad Lakoni (PAL). Saya katakan ocehan dan kicauan sebab artikelnya sama sekali tidak berguna dan sampah buat saya. Karena sejak 2009 saya sudah kenyang debat dan diskusi soal ocehan-ocehan wahabi dan orang yang sepaham dengan PAL, sehingga sangat mengotori jari-jari saya jika membuat bantahannya di zaman penuh fitnah ini lahir dan batin. Akhir-akhir debat kaum seperti ini jika mentok selalu pengen mubahalah karena tabiatnya orang seperti PAL ini keras kepala dan berperangai mau menangnya sendiri sehingga sesama mereka saja saling merasa paling benar. Mungkin dia kurang ngopi atau pisang…….

Beberapa bulan yang lalu, di Indramayu Syamsul hidayat (entah dia termasuk QHI atau kelompok lainnya) membuat fitnah kepada KBRA dengan menyimpulkan saya menggunakan khodam. Dan ia mengaku di depan sahabat-sahabatnya di komentar facebook bahwa ia sudah mengikuti pelatihan dari kedua buku saya dan mengikuti ruqyah masal juga. Setelah kami kroscek ke panitia yang kebetulan mereka semua kenal dengan Samsul Hidayat ini, maka panitia bercerita panjang lebar bahwa memang dari pihak Samsul Hidayat ini memang hadir tapi sempat diusir oleh panitia. Kemudian mengirim anak buahnya untuk berpura-pura menjadi peserta. Saya sempat curiga karena saat pelatihan dia yang paling sibuk foto-foto. Oleh Samsul Hidayat beberapa halaman yang dianggapnya bermasalah diuploudnya di facebook dan dibantu menyebarkan fitnah ini oleh sahabat-sahabatnya. Maka saya itruksikan team dan panitia mengkroscek si Samsul Hidayat ini. Maka didatangilah Samsul Hidayat ini oleh seorang dari team kami (bukan kroyokan, hanya seorang). Ketika sampai ke tempat mereka, sempat anak buahnya yg menyamar jadi peserta kabur dan melarikan diri. Setelah diintrogasi, akhirnya Samsul Hiadayat minta maaf dan mengatakan, “ memang saya salah, saya tidak cantik di dalam bersaing “. Entah apa maksud dia mengatakan bersaing…Ruqyah kok ada saing-saingan…intinya pak Samsul Hiayat sudah berbohong mengatakan ikut pelatihan saya, padahal dia tidak ikut dan hanya mengutus anak buahnya saja. Itu pun anak buahnya hanya sibuk foto-foto saja dan sempat saya marahi. Akhirnya pak Wahyu (team kami) mengambil kedua buku tersebut dari tangan Samsul Hidayat.

Begitulah mereka, hanya berani memulai fitnah-fitnahan tanpa mau datang dan mencari klarifikasi sebagaimana Allah ajarkan dalam al-Quran. Atau mungkin ini sudah hoby dan tabiat mereka, wa Allahu A’lam.

Saya akan menjawab beberapa ocehan PAL kepada JRA dan KBRA. Jika ingin panjang lebar, silahkan adakan pertemua dengan kami, saya yakin anda akan mengandalkan si Muhammad Faizar yang katanya bisa baca kitab (saya melihat videonya ketika membaca kitab pun banyak salahnya di i’rab dan shorofnya), karena saya yakin si PAL ini tidak bisa membaca kitab-kitab, bacaan qurannya saja masih banyak yg salah panjang pendeknya. Ocehan-ocehan PAL di anataranya :

1. Ruqyah Aswaja membolehkan memakai benda keramat dengan alasan sudah disuwuk.

Saya jawab :

Apa yang dimaksudkan si PAL ini dengan benda keramat yang disuwuk, keriskah, tombakkah, tongkatkah. Perlu anda ketahui, setiap penanganan, kami senantiasa menanyakan ke pasien mungkin ada benda-benda pusaka yang disimpannya atau digunakannya. Jika ada, maka kami akan menetralisirnya dan kami tawarkan, ingin tetap disimpan ataukah diserahkan kepada kami. Sebab dalam setiap pelatihan, kami selalu mewanti-wanti kepada jama’ah bahwa “ setiap benda atau sesuatu yang diagung-agungkan, maka berpotensi jin berperan di dalamnya, semisal keris, cincin, giok, tombak, ratu kidul dan lain sebagainya “. Di dalam pelatihan kami juga terlebih dahulu mengingatkan kepada peserta agar membenarkan niat ketika belajar ruqyah ini, jangan sampai niat untuk bisa mengobati oorang lain, pengen sakti, pengen membuka lapak pengobatan dan lain sebagainya, tapi cukup niat agar menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lainnya sebagaimana haditsnya Nabi “ Orang yang paling Allah cintai adalah orang yang paling bisa membawa manfaat untuk orang lainnya “.

Adapun tasbih kauka yang sering kami gunakan untuk tester, maka sekali lagi anda harusnya datangi kami dan tanya, jangan langsung menuduh kami dukun apalgi musyrik. Kronologinya begini pak PAL, sewaktu saya naik bis menuju ke daerah jawa tengah, tiba-tiba di dalam bis seorang ibu-ibu di kursi belakang muntah-muntah, saya berpikir muntah mungkin karena mabok kendaraan. Tapi lama kelamaan kok seperti muntah reaksi diruqyah, maka saya mendatanginya dan melihat tasbih yang dipegang si ibu tersebut. Spontan saya krentek di hati, sepertinya saya kenal dengan tasbih ini, maka saya merogoh saku-saku baju saya dan ternyata benar tasbih yang dipegang si ibu tersebut adalah tasbih saya yang kemungkinan jatuh dari saku dan ditemukan si ibu ini. Maka saya katakan kepada bapak-bapak yang ada disampingnya, “ maaf pak itu tasbih saya yang dipegang ibunya “. Maka bapak itu mengambil tasbih saya dari tangan wanita tersebut dan spontan ibu itu jatuh ke belakang kursi dan berhenti muntah. Saya pun balik kembali ke kursi depan karena banyak orang yang melihat. Tidka lama bapak itu datang dan berkata kepada saya, “ maaf mas, tadi kenapa ya istri saya, kok sepertinya muntah-muntah pegang tasbih jenengan ?” maka saya jawab “ ohh, begini pak. Tasbih saya ini kan hanya untuk dibuat dzikir di manapun saya berada kapanpun, maka sudah pasti tasbih ini mengandung energi positif sedangkan kemungkinan di tubuh ibu ada energi negatif sehingga energi positif ini secara spontan menetralisir energi negatif yang ada di tubuh istri jenengan itu “. Orang itu berkata lagi, “ gini mas, memang saya ini pergi ingin berobat ke semarang, karena orang-orang bilang istri saya sakitnya aneh dan janggal, apa boleh saya berobat dengan jenengan ?” saya jawab, “ gini saja pak, tetap pergi ke Semarang nanti jika belum ada perubahan silahkan hubungi saya di nomer ini “. Dan benar dua minggu setelahnya dia datang ke rumah saya dan ternyata memang ada kasus non medisnya bahkan sangat parah, alhamdulillah Allah masih memberikan kesembuhan untuknya berkah al Quran.

Mungkin si PAL ini masih lambat di dalam memahami hal ini, oke begini saja, saya tidak banyak basa basi soal ini. Coba berikan jawaban kepada saya secara dalil naqli dan aqli soal Nabi Musa yang diperintahkan oleh Allah untuk melempar tongkatnnya saat ketakutan menghadapi para penyihir Fir’aun. Perlu anda ketahui, Nabi Musa ini kalimullah seorang nabi yang bisa berbicara langsung kepada Allah tanpa perantara. Kenapa Nabi Musa tidak langsung meminta kepada Allah untuk menghancurkan para penyihir Fir’aun tsb ? dan kenapa Allah justru menyuruh nabi Musa melempar tongkat ketika menghadapi para penyihir itu ? apakah Allah mengajarkan kesyirikan kepada nabi Musa, ataukah Allah sedang mengajarkan kesyirikan kepada umat Islam ? karena kisah ini diabadikan Allah dalam al-Quran surat Thoha : 69.

Kami sebagai umat muslim Ahlus sunnah wal jama’ah wajib dan pasti meyakini bahwa Allah lah pencipta dan pengatur alam semesta. Dengan kesempurnaa absolut (muthlak) yang Ia miliki, menciptakan dan mengatur alam semesta. Segala yang ada di alam semesta ini tiada yang tidak tercipta dari-Nya. Oleh karena, tidak satupun yang berada di alam ini pun tidak tergantung dengan Allah, termasuk dalam kelangsungan eksistensi dan hidupnya. Allah Ta’ala pemilik segala otoritas kesempurnaan.

Keberkahan yang ada pada benda-benda tertentu telah banyak Allah jelaskan dalam al-Quran di antaranya :

1. pohon zaitun lihat dan baca dalam al-Quran surat an-nur :35
2. Air hujan. Lihat dan baca al-quran surat Qaf : 9
3. Malam di mana lailatul qadr turun baca al-Quran surat ad-Dukhan : 3
Dalam surat al-Baqarah ayat 248 Allah Ta’ala mengisahkan tentang pengambilan berkah Bani Israil terhadap tabut (peti) yang di dalamnya tersimpan barang-barang sakral milik kekasih Allah yaitu nabi Musa As. Allah Ta’ala berfirman :

وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ آيَةَ مُلْكِهِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ التَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِمَّا تَرَكَ آلُ مُوسَى وَآلُ هَارُونَ تَحْمِلُهُ الْمَلائِكَةُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“ Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa oleh Malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman. “

Apa yang ada di dalam tabut tersebut ? banyak sekali tafsir mengenai hal ini di dalam kitab-kitab tasir para ulama Ahlus sunnah wal jama’ah tinggal kita buka dan membacanya. Di antaranya dalam kitab tafsir imam ath-Thobari adalah salah satunya beliau menampilkan riwayat :

حدثنا أبو كريب قال : حدثنا جابر بن نوح ، عن إسماعيل ، عن ابن أبي خالد ، عن أبي صالح : ” أن يأتيكم التابوت فيه سكينة من ربكم وبقية مما ترك آل موسى وآل هارون ” قال : كان فيه عصا موسى وعصا هارون ، ولوحان من التوراة

“ isi tabut itu adalah tongkat nabi Musa dan tongkat nabi Harun dan juga dua lembar kayupecahan dari kitab Taurat “.

Dalam tafsir-tafsir yang lain ia berisi tongkat dan baju nabi Musa dan Nabi Harun.

‘Peti’ itu adalah peti dimana Musa kecil telah diletakkan oleh ibunya ke sungai Nil dan mengikuti aliran sungai sehingga ditemukan oleh istri Firaun, untuk diasuh. Para Bani Israil mengambil peti itu sebagai obyek untuk mencari berkah (tabarruk). Setelah Nabi Musa as meninggal dunia, peti itu disimpan oleh washi (patner) beliau yang bernama Yusya’, dan di dalamnya disimpan beberapa peninggalan Nabi Musa yang masih berkaitan dengan tanda-tanda kenabian Musa. Setelah sekian lama, Bani Israil tidak lagi mengindahkan peti tersebut, hingga menjadi bahan mainan anak-anak di jalan-jalan. Sewaktu peti itu masih berada di tengah-tengah mereka, Bani Israil masih terus dalam kemuliaan. Namun setelah mereka mulai melakukan banyak maksiat dan tidak lagi mengindahkan peti itu, maka Allah swt menyembunyikan peti tersebut dengan mengangkatnya ke langit. Sewaktu mereka diuji dengan kemunculan Jalut mereka mulai merasa gunda. Kemudian mereka mulai meminta seorang Nabi yang diutus oleh Allah swt ke tengah-tengah mereka. Lantas Allah swt mengutus Tholut. Melalui dialah para malaikat pesuruh Allah mengembalikan peti yang selama ini mereka remehkan.

Az-Zamakhsari dalam menjelaskan apa saja barang-barang yang berada di dalam peti itu menyatakan: “Peti itu adalah peti Taurat. Dahulu, sewaktu Musa berperang (melawan musuh-musuh Allah) peti itu diletakkan di barisan paling depan sehingga perasaan kaum Bani Israil merasa tenang dan tidak merasa gunda…adapun firman Allah yang berbunyi “dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun” berupa sebuah papan bertulis, tongkat beserta baju Nabi Musa (as) dan sedikit bagian dari kitab Taurat” (Lihat Tafsir al-Kasyaf jilid 1 halaman 293).
Imam Qurthubi menyebutkan :

والتابوت كان من شأنه فيما ذكر أنه أنزله الله على آدم عليه السلام ، فكان عنده إلى أن وصل إلى يعقوب عليه السلام ، فكان في بني إسرائيل يغلبون به من قاتلهم حتى عصوا فغلبوا على التابوت غلبهم عليه العمالقة : جالوت وأصحابه في قول السدي ، وسلبوا التابوت منهم .

“ Bahwa Tabut tersebut diturunkan Allah swt kepada Nabi Adam AS, dan disimpan olehnya hingga kemudian sampai ketangan Nabi Ya’kub AS. Setelah Tabut tersebut disimpan oleh bani israil, selama membawa Tabut tersebut bani israil selalu memenangkan pertempuran dengan orang–orang yang memerangi mereka. Ketika mereka bermaksiat kepada Allah mereka kalah dan Tabut dicuri oleh Jalut dan bala tentaranya “ (Abu Ishaq Ahmad Ibni Ibrahim Annaisaburi, Qishashul Anbiya, Beirut: Darul Fikr, tt, h. 356-357) bisa juga lihat tafsir al-Qurthubi.

Dan menurut sayyiduna Ibnu Abbas kelak tabut ini akan dikeluarkan kembali di akhir zaman saat keadaan gundah Dan genting sekali :

إن التابوت والعصا في بحيرة طبرية يخرجان قبل يوم القيامة ، وقيل : عند نزول عيسى ، على نبينا وعليه السلام .

“ Tabut dan tongkat ini berada di laut kecil di Thabariyyah akan dikeluarkan sebelum hari kiamat. Ada yang mengatakan, dikeluarkan saat turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam.. “. (Tafsir al-Bahrul Muhith : 2/ 263)

Dalam surah Al–Baqarah ayat 248 diatas Allah Ta’ala ini mengajarkan kepada kita dua hal yaitu:
1. Anjuran untuk menjaga peninggalan orang–orang yang saleh
2. Izin untuk bertawassul dan bertabarruk dengan peninggalan–peninggalan para Nabi dan kaum Shalihin
3. Ada benda-benda mati yang menjadi perantara atau wasilah suatu keberkahan bagi yang lainnya.

Coba perhatikan kisah di atas ini yang Allah Ta’ala singgung dalam al-Quran, apakah Allah Ta’ala mengajarkan kesyirikan kepada seorang nabi dan umat saat itu ? peninggalan nabi Musa dan Nabi Harun yang hanya berisikan tongkat, baju dan beberapa papan yang bertuliskan, semua itu dijadikan pengambilan berkah oleh seorang nabi tersebut dan kaum Bani Israil saat itu, meskipun saat itu Bani Israil sempat menyimpannya dan mengalami hal-hal aneh sehingga peti itu terabaikan dan mereka pun akhirnya paham bahwa peti ini bukan peti sembarangan.

Masalah yang kata PAL benda keramat, dan perlu anda ketahui, bahwa tasbih kauka sama sekali kami tidak menganggapnya benda keramat sedikit pun. Karena tasbih itu hanya bertujuan untuk dzikir di manapun kami berada terutama saat menangani pasien. Adapun ketika pasien memegang tasbih tersebut lantas jin di dalam tubuhnya bereaksi panas atau merasa terbakar (padahal awalnya kami tidak mengetahui dan tidak sengaja), maka itu adalah kami pandang dari sisi tabarruk atau keberkahan yang ada dalam tasbih tersebut. Maka dari sini kami sering gunakan untuk tester ada tidaknya jin atau penyakit non medis pada diri pasien dengan memegang tasbih tersebut, jika pasien bereaksi panas atau bahkan kesurupan (karena jinnya sudah tidak kuat menahan rasa panas tasbih tersebut dan menta pasien lemah), maka kami lanjutkan dengan ruqyah secara sima’i ataupun secara air.

Kenapa demikian, ya karena Allah jadikan tasbih itu keberkahan sebab memang tasbih itu tidak kami buat apa-apa kecuali hanya untuk berdzikir kepada Allah. Dan secara tajribiyyah waqi’iyyah istighraqiyyah setiap pasien yang mengalami gangguan gaib sudah pasti akan bereaksi muntah, kepanasan, pingsan, menjerit atau bahkan kesurupan dengan memegang tasbih tersebut. Jika anda bertanya, apa buktinya ada keberkahan dalam tasbih tersebut, gimana bentuknya ?

Logika anda ini memang lucu sekali dan benar apa yang dikatakan oleh gus Ghaffar. Anda percaya Vitamin, vitamin A, vitamin B dan C, Vitamin D dan lain–lain. Menurut mereka umumnya manusia Vitamin A terletak dalam tumbuh–tumbuhan yang hijau, vitamin B terletak dalam ragi, hati dan susu, vitamin C terletak dalam jeruk, sirup, vitamin D terletak dalam minyak ikan, susu, mentega, kuning telur, vitamin E terletak dalam padi yang sedang berkecambah (umbut) dan lain–lain. Tetapi kalau kita tanyakan, Apakah vitamin itu? Bagaimana bentuknya? Tentu juga tidak akan dapat menjawab dengan tegas, hanya akan menjawab dengan keyakinan saja bahwa vitamin itu ada dengan kata–kata dan tanda–tanda. Nah, begitu jualah dengan keadaan berkah ini. Kita tidak dapat memperlihatkan bentuk dan rupanya, tetapi dengan melihat tanda–tandanya
Allah Ta’ala juga berfirman dalam al-Quran :

اذْهَبُوا بِقَمِيصِي هَذَا فَأَلْقُوهُ عَلَى وَجْهِ أَبِي يَأْتِ بَصِيرًا وَأْتُونِي بِأَهْلِكُمْ أَجْمَعِينَ

Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia ke wajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku”. (QS. Yusuf : 93)
Ayat tersebut mengisahkan tentang Nabi Yusuf as yang sangat rindu kepada Ayahnya Nabi Ya’kub, karena itu Nabi Yusuf menyuruh saudara–saudaranya pulang ketempat bapaknya Ya’kub dengan membawa baju Nabi Yusuf dengan mengatakan kepada saudara–saudaranya supaya baju itu diusapkan kemuka bapaknya Ya’kub. Baju Yusuf tersebut rupanya dapat membawa berkah bagi bapaknya sehingga mata bapaknya yang buta menjadi sehat karenanya. Sebagaimana sambungan ayat tersebut :
فَلَمَّا أَنْ جَاءَ الْبَشِيرُ أَلْقَاهُ عَلَى وَجْهِهِ فَارْتَدَّ بَصِيرًا
“ Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke wajah Yakub, lalu kembalilah dia dapat melihat.”

Walaupun cerita ini sebagai hikayat Nabi Yusuf dan Nabi Ya’kub tetapi karena tertulis dalam kitab suci Al–Qur’an, maka itu suatu perbuatan Nabi yang baik yang dapat ditiru dan ditauladani. Yakni memperhatikan adanya keberkahan dari orang shalih meskipun perantara benda mati.

Untuk cehan PAL lainnya, saya akan tulis bantahannya di lain waktu.

4 Comments

  1. Masya Allah…dengan penjelasan yg sangat detail ini, maka bertambahlah ilmu pengetahuan saya ttg ilmu ruqyah ini, utamanya ilmu ruqyah KBRA yg dibina oleh Almukarrom Ust. Achamd Imron Rosidi (Ibnu Abdillah Al-Katibiy)

  2. penjelasan pak kiyai benar2 sangat membantu dan membuka pikiran saya…ini bener2 ilmu yang saya cari…guru yang tepat dan semoga diberikan kemudahan dan rizq untuk berjumpa beliau…sehat selalu nggeh pak kiyai

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*