Oleh Achmad Imron R.
Ibnu Abdillah Al-Katibiy
(Founder Ruqyah Aswaja Nasional & Internasional)
Karomah adalah kejadian luar biasa di luar nalar manusia yang Allah berikan kepada para walinya, sebagai penguat atau pertolongan sebab itu karomah banyak terjadi kepada para tabi’in dan setelahnya. Karena para sahabat memiliki penguat dan pertolongan yang mencukupi dari karomah. Berbeda dengan tabi’in (orang-orang setelah sahabat), maka banyak terjadi karomah pada mereka untuk penguat agama mereka.
Contoh karomah-karomah yang tertulis di dalam kitab-kitab pesantren :
Karomah sebagai penolong, misal yang terjadi pada Shilah bin Asyyam dimana kudanya mati saat peperangan, lalu ia berdoa kepada Allah untuk dihidupkan kembali, maka kudanya pun hidup kembali seketika. Ketika sampai di rumahnya, ia berkata kepada anaknya, “ Wahai anakku,ambil pelana kuda itu, karena ia telanjang “. Kemudian dia mengambil pelana kuda, dan kuda itu seketika mati lagi.
Suatu hari Shilah kelaparan di daerah Ahwaz, ia berdoa kepada Allah maka Allah memberinya makanan, jatuhlah di belakangnya setandan kurma muda terbungkus kain sutra. Dia lalu makan kurma itu. Kain sutra itu ada pada istrinya beberapa lama. Suatu saat ia sholat dalam kegelapan malam didatangi seeokor harimau, setelah membaca salam, ia berkata kepada harimau itu, “ Carilah makan di tempat lain “, maka harimau itu kemudian pergi sambil mengaum. (Kitab Hilyah Al Awliya : II / 241)
Karomah untuk pertolongan Agama, terjadi pada Al-Ala’ bin Al-Hadrami, suatu hari ketika menuju peperangan, beliau bersama pasukan kebingungan mencari air untuk berwudhu untuk sholat. Lalu beliau berdiri dan melakukan sholat dua rokaat lalu berdoa:
اللهم يا عليم يا حليم يا علي يا عظيم, انّا عبيدك وفي سبيلك نقاتل عدوك, اقسنا غيثا نتوضأ به ونشرب ولا يكون لأحد فيه نصب غيرنا
“ Ya Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Wahai Yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Sesungguhnya kami adalah hamba-hamba-Mu yang sedang dalam perjalanan untuk memerangi musuh-Mu. Turunkanlah hujan kepada kami agar kami bisa berwudhu dan dapat minum darinya. Dan jangan jadikan jaah bagi orang selain kami “.
Para sahabatnya mengatakan, “ Belum jauh jarak perjalanan yang kami tempuh, kami tiba di sebuah sungai deras, yang airnya berasal dafi air hujan. Al-Ala berkata, “ Kita berhenti di sungai ini dulu untuk minum “.
Seorang dari sahabatnya berkisah, “ Aku mengisi bejanaku dengan air sungai itu, lalu sengaja meninggalkannya di tempat itu. Aku akan lihat, apakah betul permohonannya dikabulkan..”. Kemudian kami berjalan kurang lebih satu mil. Aku berkata kepada teman-temanku, “ Aku lupa bejanaku tidak terbawa. Aku kembali lagi ke tempat itu, maka aku mendapati seolah-olah di sekitar daerah itu tidak pernah tuun hujan. Selanjutnya, aku ambil bejanaku dan aku bawa serta “.
Setelah kami sampai di DARAIN, kami mendapati di hadapan kami terbentangsungai yang menghalangi antara kami dan pasukan musuh. Ketika itu Al-Ala’ memanjatkan doa lagi :
اللهم يا عليم يا حليم يا علي يا عظيم, انّا عبيدك وفي سبيلك نقاتل عدوك فاجعل لنا اليهم سبيلا
“ Ya Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Wahai Yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Sesungguhnya kami adalah hamba-hamba-Mu yang sedang dalam perjalanan untuk memerangi musuh-Mu. Bukalah jalan untuk kami menuju musuh-Mu “.
Tidak terduga kami dapat melewati sungai tersebut. Bahkan kuda-kuda kami satupun tidak basah terkena air, sehingga kami dapat berhadapan dan menyerang musuh “. (Hilatul Awliya : 1/7)
Karomah sebagai penguat. Terjadi kepada Abu Muslim Al-Khulani. Ketika beliau dipaksa mengakui kenabian Aswad Al-Unsy (nabi palsu), beliau tidak membenarkannya. Maka Aswad memerintahkan agar menyiapkan api, kemudian ia dimasukkan dalam api itu. orang-orang melihatnya, ia sedang sholat dalam api itu. api itu menjadi dingin dan menyelamatkan dirinya. (Tarikh Madinah Dimasyq. Ibnu Asakir)
Terjadi juga karomah kepada Ummu Aiman (pengasuh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Beliau seorang yang rajin berpuasa. Ketika ada perintah hijrah dari Makkah ke Madinah, ia tidak memiliki bekal apapun termasuk air yang menyebabkan hamper saja wafat karena kehausan. Tetapi ketika waktu berbuka puasa tiba, ia mendengar suara berisik di atas kepalanya. Ketika mengangkat kepalanya, ia melihat tiba-tiba ember penuh air menggantung, ia meminumnya sampai kenyang dan menyegarkan badannya. Sejak saat itu ia tidak pernah kehausan sepanjang umurnya.
Dan masih banyak ratusan bahkan ribuan karomah yang tercantum dalam kitab-kitab yang pernah saya baca.
Karomah-karomah ini muncul bukan karena diusahakan atau dicari, tetapi karena ketinggian taqwa dan iman seorang wali kepada Allah Ta’ala. Karomah-karomah ini menjadi bukti kebenaran sang Nabi yang diikuti dan diteladaninya.
Karomah ini terbagi menjadi dua bagian, karomah yang berkaitan dengan ilmu dan mukasyafah dan karomah yang berkaitan dengan qudrah dan kesan pengaruh. Dan subhanallah, dua karomah ini ada pada habib Umar bin Hafidz hafidzhahullah wa ra’aahu.
Bersambung…..
Di tunggu sambungannya kyai…
Terima kasih ilmunya pa yai