๐ƒ๐จ๐š ๐๐ž๐ฆ๐›๐ž๐ซ๐ฌ๐ข๐ก ๐‡๐š๐ญ๐ข ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ฌ๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ฌ๐š๐ญ๐ฎ ๐ฅ๐š๐ง๐ญ๐ฎ๐ง๐š๐ง ๐–๐ข๐ซ๐๐ฎ๐ฅ ๐‹๐š๐ญ๐ก๐ข๐Ÿ

ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูู… ู…ูŽุง ุฃูŽุตู’ุจูŽุญูŽ ุจููŠ ู…ูู†ู’ ู†ูุนู’ู…ูŽุฉู ุฃูŽูˆู‘ู’ ุจูุฃูŽุญูŽุฏู ู…ูู†ู’ ุฎูŽู„ู’ู‚ููƒูŽ ููŽู…ูู†ู’ูƒูŽ ูˆูŽุญู’ุฏูŽูƒูŽ ู„ุง ุดูŽุฑููŠูƒูŽ ู„ูŽูƒูŽ ููŽู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ูˆูŽู„ูŽูƒูŽ ุงู„ุดูู‘ูƒู’ุฑู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฐูŽู„ููƒูŽ

โ€œYa Allah, segala nikmat yang ada pada pagi hari ini, baik yang ada pada diriku maupun pada salah satu makhluk-Mu, maka semua itu datang dari-Mu semata, tiada sekutu bagi-Mu. Maka bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu segala syukur atas semua itu.โ€

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

โ€œBarangsiapa membaca doa ini di waktu pagi, maka sungguh ia telah menunaikan rasa syukurnya di hari itu kepada Allah.โ€

๐“๐ข๐ ๐š ๐๐ž๐ฌ๐š๐ง ๐€๐ ๐ฎ๐ง๐  ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ƒ๐จ๐š ๐ˆ๐ง๐ข :

๐Ÿ. ๐๐ž๐ง๐ ๐š๐ค๐ฎ๐š๐ง ๐๐ข๐ค๐ฆ๐š๐ญ

Doa ini menegaskan bahwa semua nikmat yang ada pada diri kita dan orang lain hanya berasal dari Allah semata. Jika direnungi sungguh-sungguh, doa ini mencabut penyakit iri dari hati. Kita tidak lagi peduli dengan apa yang ada pada orang lain, karena sadar: semua dari Allah, dan Allah membagikan sesuai hikmah-Nya.

Inilah jalan menuju qanaโ€™ah, hati yang ridha dan tenang menerima pembagian Allah. Hati semacam ini adalah hati para wali Allah, lembut dan bersih dari dengki.

๐Ÿ. ๐“๐š๐ฎ๐ก๐ข๐ ๐Œ๐ฎ๐ซ๐ง๐ข

Kalimat โ€œlฤ sharฤซka lakโ€ (tiada sekutu bagi-Mu) adalah inti tauhid. Membacanya dengan hati pecah akan melahirkan ketenangan, kepasrahan, dan kekuatan menghadapi ujian hidup. Orang yang benar-benar yakin bahwa hanya Allah tempat bergantung, akan merasakan manisnya iman dan tidak mudah goyah oleh gemerlap dunia.

๐Ÿ‘. ๐’๐ฒ๐ฎ๐ค๐ฎ๐ซ ๐๐š๐ง ๐๐ฎ๐ฃ๐ข๐š๐ง

Doa ini menuntun kita untuk selalu bersyukur. Syukur adalah pengikat nikmat: siapa yang bersyukur, Allah tambah nikmatnya. Syukur juga menjadi sebab turunnya rahmat dan keberkahan. Dengan doa ini, seorang hamba tidak hanya ingat nikmat dirinya, tapi juga nikmat pada makhluk lain, sehingga hatinya penuh kesadaran, rendah hati, dan kasih sayang.

Diriwayatkan bahwa Sayyiduna Abu Hazim al-Aโ€™raj ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ pernah ditanya oleh seorang raja:

โ€œWahai Abu Hazim, apa rahasiamu hingga engkau begitu tenang, padahal engkau miskin dan tidak memiliki harta seperti kami?โ€

Beliau menjawab:

โ€œAku memiliki dua harta yang kalian para raja tidak punya. Yaitu qanaโ€™ah (merasa cukup) dengan pemberian Allah, dan yakin kepada janji-Nya. Maka dengan keduanya, aku adalah orang terkaya.โ€

Raja pun menangis mendengar jawaban itu, karena menyadari bahwa kekayaan sejati bukanlah pada harta, melainkan pada hati yang ridha.

Dikisahkan pula dari sebagian salihin, ada seseorang yang miskin tetapi qanaโ€™ah. Ia wafat dalam keadaan sederhana. Seorang sahabatnya bermimpi bertemu dengannya di alam barzakh dengan wajah berseri. Ia bertanya:

โ€œApa yang membuatmu dimuliakan Allah?โ€

Ia menjawab:

โ€œKarena aku ridha dengan sedikit rezeki, dan aku tidak pernah memandang nikmat orang lain dengan iri. Qanaโ€™ahku menjadi sebab Allah mengampuni dosa-dosaku.โ€

Maka, doa singkat dalam Wirdul Lathif ini bukan hanya bacaan syukur, tapi juga kunci pembersih hati dari iri, penguat tauhid, dan pengikat nikmat. Barangsiapa istiqamah membacanya setiap pagi dengan hati yang hadir, maka ia akan merasakan ketenangan batin, keberkahan hidup, serta tergolong dalam hamba-hamba yang dicintai Allah Ta’ala.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*