
Oleh: Ibnu Abdillah Al Katiby
Tanggal 18 Agustus kemaren saya dan team diundang ke Pesantren Wahabi di Cikarang, di Ponpes Tahfidz al-Quran. Saya bawakan keterangan tentang Ruqyah, Jin, Sihir, Khodam dan sebagainya secara umum. Bahkan yang banyak tanya adalah dari pengurus pesantren tersebut seolah beliau haus ilmu dan kebenaran dari saya. Alhamdulillah secara bijaksana saya menjawab semua pertanyaannya.
Setelah melakukan ruqyah masal, saya diajak ustadz ini datang ke rumahnya untuk meruqyah istrinya yang sering tak sadarkan diri oleh jin yang bersarang lama di tubuhnya sejak sebelum menikah (sudah sekitar 10 tahun lebih). Sudah banyak ustadz salafi meruqyahnya tapi tidak ada juga hasilnya bahkan ustadz ini sendiri seorang peruqyah dan sudah berkali-kali meruqyah istrinya namun tidak ada efek sama sekali bahkan jin dalam tubuh istrinya berkata, “ Kalau gak bisa meruqyah jangan sok meruqyah “. Padahal ust ini hafal 30 juz al-Quran.
Maka saya mulai meruqyah istri ust ini di hadapannya, belum mulai saya membaca bacaan-bacaan ruqyah, hanya saya lakukan tekhnik interaksi langsung dengan jin dalam tubuhnya, maka seketika jin dalam tubuhnya berontak dan pada akhirnya bisa saya atasi. Keesokan harinya ustadz ini WA saya, mengucapkan terima kasih atas bantuannya dan meminta saya untuk mengajarkan metode-metode Ruqyah Aswaja yang kami miliki.
Kebetulan tanggal 28 Agustus kami mengadakan seminar dan pelatihan Ruqyah Aswaja di Ciawi Bogor. Ustadz ini pun menyempatkan diri hadir dalam acara tersebut sampai selesai, bahkan beliau lagi yang banyak bertanya dalam forum tersebut.
Ustadz ini semakin tertarik dengan Ruqyah Aswaja, hingga akhirnya beliau mengundang saya kembali untuk mengadakan ruqyah masal di kampung istrinya pada hari berikutnya. Saya pun mengiyakan undangannya. Sebelum acara dimulai ustadz ini curhat kepada saya bahwa semua ustadz salafi di pesantrennya dan di kampungnya itu menanyakan perihal saya kepadanya. Siapa saya, apakah ruqyah saya syar’i, apakah tidak menggunakan khodam jin, dan puluhan pertanyaan lainnya.
Ustadz ini menjawab, bahwa ruqyah saya adalah syar’i bagi saya, dan selama ini ustadz ini tidak menjumpai hal yang brtentangan dengan syare’at.
Lalu kawan-kawannya pun bertanya, “ lah itu sewaktu menangani istri kamu, kenapa si kawan kamu itu yang bernama Hendro sampai dibuka mata batinnya terus bisa lihat jin-jin yang ada di tubuh istri kamu, itu gimana menurut syare’at ? itu jelas gak syar’i, gak ada manusia melihat jin. Kalau ada berarti di tubuhnya ada jin itu. Yang bisa lihat seperti itu Cuma setan “. Ucap kawan-kawan salafinya.
Lalu saya bertanya, “ kapan mereka bertanya demikian ustadz ? “ ustadz ini menjawab, “ barusan ini ustadz, sebelum saya berangkat jemput antum. Saya sudah bilang ke mereka, bahwa ustadz Imron nanti mau meruqyah masal di kampung istri saya, kalau mau tanya-tanya soalan yang tadi silahkan jumpa dan tanya ustadz Imron langsung “.
Saya jawab, “ Sudah suruh ke sini mereka semua ustadz, saya siap menjawab pertanyaan mereka secara detail dengan logika mereka sendiri dan hujjah mereka sendiri. Saya akan gunakan pedang mereka sendiri di leher mereka “.
Ustadz ini sendiri seketika itu saya kasih penjelasan dan jawaban dgn hujjah mrka sendiri dan beliau menerima dengan puas semua penjelasan sy tentang pertanyaan-pertanyaan peruqyah2 wahabi tsb.
Lalu ustadz ini menelphone mereka, tapi mereka tidak mau berjumpa saya langsung dengan alasan yang serba lucu. Justru mereka katanya akan mengutus dua orang yang ingin berjumpa saya langsung. Tapi sejak acara dimulai hingga selesai, dua orang utusan mereka tidak nongol-nongol juga. Itulah sikap wahabi sejak dulu sampai sekarang. Saya akan menulis jawaban dari ocehan-ocehan mereka insya Allah, untuk lebih meyakinkan lagi kepada saudara-saudaraku Aswaja.
Leave a Reply